Cerita Sedih Tentang Arkhan Dan Johan
“Arkhan bebaskan tanganku!! Janganlah menghalangiku!! ” hujat Kania sembari melepas genggaman Arkhan. Kania selalu meneteskan air mata serta meronta-ronta, walau dia digenggam serta dipeluk erat oleh Arkhan. Ada jalan Tuhan yang bikin mereka sangat tersiksa, walau dibalik semuanya tentu ada hikmahnya. Serta hikmah itu menemani kehidupan Arkhan serta Dewi seumur hidup.
Malam itu jadi malam paling baik yang pernah dirasa Arkhan sesudah berjumpa dengan Kania di perempatan lantai 2 universitas mereka. Senyuman Kania bikin Arkhan seperti terhempas jauh ke langit. Bermain-main dengan kumbang taman. Dengan rasa penasaran, malam itu juga Johan ajukan pertanyaan apa yang tengah dirasa kembarannya itu. “Kau mengapa? Senyum-senyum tidak terang. ” tutur Johan. “Haha. Kemarilah. Bakal ku katakan suatu hal padamu Jo, ” jawab Arkhan dengan suara merayu. Lantas Arkhan bercerita panjang kali lebar. Narasi itu didengarkan begitu baik oleh Johan. Tersebut yang bikin saudara kembar ini begitu solid serta tidak sering ada gesekan. Malam itu makin larut. Sampai melelapkan keduanya.
“Selamat pagi gan. Senyum dikit joss!! ” teriak Johan bangunkan Arkhan pagi itu. “Gila lo Joo. Dampak tuna asmara kali ya. ” jawab Arkhan yang senasib jomblo dengan Johan. Saat itu Johan yang menyetir mobil untuk pergi ngampus. Tidak habis-habisnya Arkhan bercerita mengenai keindahan Kania. Johan cuma dengarkan narasi yang selalu diulang-ulang oleh Johan. Sesampainya di universitas Arkhan mengajak Johan untuk mencari Kania. Ketemu. Gadis berparas desa itu ada di pojok kelasnya.
Dengan sedikit dorongan dari Johan, serta PD yang tak tahu dari tempat mana datangnya, Arkhan mendekati Kania serta memohon Pin Bbmnya. Bisa!! Demikian indahnya pagi itu untuk Arkhan. Serta Johan juga turut rasakan bahagianya. Sampai pulang sekolah, Johan juga yang menyetir mobil. Sepanjang perjalanan tidak henti-hentinya Arkhan bermain handphone. Yang tentu tengah chatting-an dengan Kania. Johan cuma tersenyum melihat kebahagiaan Arkhan.
Saat malam sudah tiba. Arkhan mengulas gagasannya untuk Kania dengan Johan. Johan berikan sebagian anjuran. “Baiknya yaa gan, lo tembak Kania selekasnya mungkin saja deh, keburu dicopet orang. Haha! ” tutur Johan. “Eh iya juga ya Jo. Gue fikir besok dah, ” jawab Arkhan dengan tersenyum lebar. Malam makin larut. Johan terbangun dari tidurnya. Dia lihat Arkhan yang sangatlah nyenyak.
Johan mulai mengambil kotak yang besarnya tengah. Dibawanya ke balkon. Dia buka perlahan supaya tidak mengganggu Arkhan. Nyatanya.. Kotak itu diisi beragam photo Kania dengan bermacam ekspresi. Photo itu Johan ambillah saat dia masihlah aktif dalam ekstra fotografer. “Perasaan ini tidak bakal mungkin saja menang melawan Arkhan. ” monolog Johan sembari membenahi bebrapa photo Kania. Dikembalikannya lagi kotak itu dengan begitu hati-hati. Karenanya rahasia baginya.
“Selamat pagii Jo!! Kasih semangat dong. Hari ini saya ingin melepas saat lajang. ” teriak Arkhan bangunkan Johan.
“Haha. Siipp!! Semangat Arkhan!! Hokyaa!! ” jawab Johan dengan senang juga.
Waktu pergi universitas, Arkhan yang menyetir. Johan memohon untuk berhenti di apotek umumnya. Aneh. Tiap-tiap datang ke apotek itu Johan senantiasa beli permen rasa mint. Arkhan tidak pernah tahu apapun jalinan Johan serta Apotek itu. Sesampainya di universitas Arkhan mencari Kania dengan semangat. Kesempatan ini dia tidak mengajak Johan. Waktu kembali berjumpa di kelas, alangkah terkejutnya Johan. Raut muka Arkhan seperti lagit mendung penuh dengan petir. Ditatapnya muka Johan dengan tajam. Johan terasa ada yang aneh pagi itu. Sampai sepulang universitas juga Johan tidak di ajak basa-basi seperti tempo hari. Seperti orang yang baru berjumpa, bahkan juga seperti orang yang betul-betul dalam kondisi sendiri. Mereka berdua sunyi serta sepi.
Malam makin larut. Dengan suara yang sangat begitu rendah Johan mengawali perbincangan. “Broo. Bagaimana Kania? ”
“Gimana apanya? ” jawab Arkhan. “Tentang rencanamu kemaren. Di terima? ”
“Ditolak!! ” jawab Arkhan dengan suara sedikit emosi. “Bagaimana dapat? Kau kan telah kenyamanannya. ” bantah Johan.
“Kau ini tidak tahu atau memanglah pura-pura tidak tahu!! ” tutur Arkhan yang bikin Johan bingung.
“Apa maksudmu? ” bertanya Johan. “Kania sukai denganmu. Dia menampikku dikarenakan dia sukai denganmu. Begitu sukai. Namun kau menampiknya! ” hujat Arkhan dengan suara emosi sembari meninggalkan kamar.
Johan tidak menganggap nyatanya Kania juga menyenanginya, namun dia juga terasa bersalah pada Arkhan. Johan mencari Arkhan di bilik-bilik kamar tempat tinggal. Ketemulah Arkhan di kamar dekat kolam renang. Johan mengetuk pintu serta memohon Arkhan membukanya. Tak tahu Arkhan mendengar atau tak Johan telah lama menanti diluar. “Dengar!! Saya tidak mengetahui Kania sedekat kau mengenalnya. Saya juga tidak menampiknya. Saya juga tidak sukai padanya. Semestinya ini tak berlangsung! ” tutur Johan yang mengakhiri malam pertikaian itu.
Kalimat itu juga yang bikin Johan makin lemah dengan keadaan fisiknya yang terkena penyakit Leukimia. Johan yaitu pasien dokter Rendy mulai sejak 2 th. lantas. Dia positif leukimia. Tetapi Johan tidak pernah menginformasikan berita ini pada siapa juga termasuk juga Arkhan. Dia tidak mau menyusahkan orang lain. Johan senantiasa meminum obat dari apotek dengan begitu teratur. Namun permasalahan malam itu bikin dia makin rapuh walau semuanya obat sudah dia teguk.
Pagi lalu tidak ada perkataan apapun dari Johan serta Arkhan. Bahkan juga pergi ke universitas juga mereka berpisah kendaraan. Kondisi Johan benar begitu jauh dari sehat. Namun Arkhan tidak mempedulikan itu. Pelajaran Bu Yuli mengenai Kepribadian bangsa jadi pelajaran pembuka. Saat itu Johan mengambil langkah ke depan untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Langkahnya goyang. Pandangannya mulai gelap. Darah bercucuran dari hidung. Lantas Johan rubuh waktu itu juga. Arkhan yang begitu terperanjat hampiri Johan, serta selekasnya membawanya ke tempat tinggal sakit.
Saat itu juga universitas begitu ramai dengan berita pingsannya Johan. Berita itu hingga ke telinga Kania. Gadis itu juga menyusul ke tempat tinggal sakit. Dirumah sakit telah ada Arkhan serta bapak ibu mereka. Rasa cemas berbalut di semua langkah mereka. Sampai dokter UGD ke luar serta berikan berita kalau keadaan Johan begitu jelek. Arkhan mendekati Johan, serta Johan masih tetap dalam kondisi sadar. “Sial. Kalian tentu tahu kisah penyakit jelek ini. ” tutur Johan dengan senyum. “Kau ini kembaranku. Apa masalahmu harusnya saya tahu Jo!! ” hujat Arkhan dengan suara sendu. Mereka berdua terlibat perbincangan sampai dokter memindah Johan ke ruangan perawatan intensif.
Hari itu telah mulai pagi lagi. Dari saat ke saat keadaan Johan makin lemah. Dokter merekomendasikan supaya Johan selalu di beri semangat dari orang yang dia sayangi. Sayangi? Arkhan teringat Kania. Dia mempersilahkan Kania untuk menjumpai Johan. Kania duduk dekat muka Johan. Dengan berat hati Arkhan meninggalkan mereka berdua.
“Hai Kan, kau ada disini. ” tutur Johan. “Apa yang kau rasakan Jo? Baik-baik saja kan? ” bertanya Kania dengan mata yang berkaca-kaca. “Aku baik-baik saja Kan. Begitu baik. ” jawabnya dengan tersenyum.
“Kau ini, bagaimanakah dapat menampik Arkhan? Dia kan…” tutur Johan yang belum usai telah disambung Kania.
“Diamlah.. Saya tidak mau mengulas itu. Sehatlah dahulu. Baru kita ulas. ” sahut Kania.
“Kan.. Kau menyukaiku? ” bertanya Johan dengan tersenyum. “Mengapa kau bertanya itu? ” tutur Kania.
“Jika benar, berjanjilah untuk berbarengan Arkhan apapun yang berlangsung serta apapun status kalian berdua. ” tutur Johan sembari tutup mata serta tersenyum.
“Andai kau tahu Kan. Walau saya menyukaimu, saya tidak bakal sehebat Arkhan yang berupaya membuat kamu nyaman. Dia layak jadi lelaki hebatmu. ” tutur Johan yang mulai melemah. Kania yang mendengar kalimat itu segera lari ke luar dengan air mata serta berkata, “apa juga itu, asal kau bahagia bakal saya kerjakan, ketahuilah! Saya benar mencintaimu! ”
Baca Juga Kisah lainya:
Sewindu sesudah kepergian Johan, Arkhan baru mampu kembali masuk ke kamar yang dahulu mereka menempati berdua. Arkhan bersihkan kamar itu dengan hati yang begitu rindu bakal semua mengenai Johan. Serta Arkhan temukan kotak yang diisi banyak photo Kania dengan bermacam ekspresi. “Johan juga suka pada Kania? Mengapa dia tak katakan? Johan memanglah benar. Semestinya semuanya tak berlangsung. ” tutur Arkhan sembari mengembalikkan bebrapa photo itu serta beranjak menjumpai Kania yang sekarang ini telah resmi jadi istrinya.
“Lihat ini, Johan juga menyukaimu. ” tutur Arkhan sembari menyerahkan kotak itu. Johan yaitu jembatan penyatu pada Arkhan serta Kania. Walau basic atas jalinan mereka bukanlah lantaran cinta, namun keduanya sama mempunyai maksud untuk bikin Johan bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar