CERPEN:KEDAI RONDE CINTA

Pagi yang begitu cerah, cahaya mentari yang menerangi jalan ini. Terlihat sesosok wanita cantik yang sedang berjalan menuju arahnya keindahan. Dia adalah Vera, gadis cantik yang sangat berhati mulia. Vera terlahir dari keluarga sederhana, tapi dari kesederhanaan itulah dia yang mengajarkan vera tentang arti kehiupan yang sesungguhnya. Banyak laki laki yang tertarik olehnya. Bukan karena wajahnya yang cantik, melainkan sikap dan perilakunya yang baik.

Suatu saat Vera ikut berjulan wedang ronde ayahnya. Dia berjualannya di pinggir jalan yang agak jauh dari rumahnya, karena saat itu dia belum mempunyai uang untuk menyewa tempat. Vera mendorong gerobak yang sudah tua dan lapuk itu dengan semangat untuk cepat sampai di tempat ia berjualan. Tapi di perjalanan tiba-tiba terdengar suara gubrakkkk… grobak ronde pun terjatuh dan semuanya berceceran. Keluarlah laki-laki dari mobil mewah bewarnah merah itu. Dia adalah Bily, anak orang kaya yang sangat sombong dengan harta orangtuanya.

“kalau bawa grobak itu hati hati dong, mobil gue jadi lecet nih”, perkataan yang tidak enak keluar dari mulut Bily.
“lho kok lo sih yang marah marah, yang salah kan lo”, balas vera dengan hati kesal.
“eh cewek miskin, lo gak usah sok bener deh. Udah sini ganti rugi” ucap Bily
“enak aja lo minta ganti rugi, gue gak mau ngasih ganti rugi”, kata Vega dengan tidak terima.
“awas aja kalau gue ketemu lo lagi, gue akan tagih ganti rugi ini”, ucap Bily sambil masuk mobil dan pergi.

Bily pun pergi meninggalkan tempat itu. Vera tidak melanjutkan berjualan, karena ronde yang dibawanya sudah kotor dan tidak layak dimakan. Ia langsung membereskan ronde itu dan bergegas pulang.

Keesokan harinya Vera mengantar ibunya pergi ke pasar membeli bahan untuk membuat ronde. Tapi di perjalanan tiba- tiba ada mobil berwarna merah yang mengalami kecelakaan.
“bu, aku kayak kenal sama mobil itu”, ucap Vera kepada ibunya.
“emang mobil siapa?”, tanya ibu Vera dengan penasaran.
“itu mobil orang yang nabrak aku kemarin bu”, jawab vera.
“ayo coba kita lihat ver”, ajak ibu Vera.

Vera dan ibunya mendekati kerumunan orang orang yang melihat korban kecelakaan itu.
“benar bu, dia orang yang menabrak aku kemarin”, ucap vera dengan kaget.
“ayo kita bawa ke rumah sakit ver”, ayak ibu Vera untuk membawa ke rumah sakit.
Lalu Vera dan ibunya membawa Bily ke Rumah Sakit.

Sampai rumah sakit Bily masih saja pingsan. Dia langsung dilarikan ke UGD. Ternyata luka di kepala Bily yang sangat banyak mengeluarkan darah, dia membutuhkan donoran darah. Golongan darah Bily adalah “A”, dan kebetulan darah vera pun sama. Vera bergegas untuk mendonorkan darahnya untuk Bily. Tatapi ada perjanjian di balik donor darah itu. Vera tidak ingin kalau Bily tahu bahwa yang mendonorkan dara untuknya adalah Vera. Keluarga Bily pun datang, meraka berterimakasih kepada Vera dan ibunya karena sudah mengantar Bily ke Rumah Sakit.


Ada kabar baik dari Bily, ternayata ia bisa pulang hari ini. Tidak jauh dari Bily, Vera pun juga mendapat kabar baik. Ternyata orangtua dari Bily memberi tepat untuk berjualan ronde, tapi Bily tidak tahu hal itu.

Pagi itu Vera langsung menempati tempat itu, dia juga sudah memberi nama tempat itu “KEDAI RONDE CINTA” . Walaupun baru pindah tapi tempat itu sudah banyak pengunjung.

Pada hari berikutnya terlihat Bily mendatangi kedai milik Vera tersebut.
“mba, pesan rondenya satu mangkuk”, uap Bily memesan ronde.
“eh lo, cowok sombong”, Vera pun menengok ke arah Bily.
“ngapain lo disini, jadi pelayan lo? Haha”, ejek Bily kepada Vera.
“ini kedai gue” jawab Vera dengan kesal.
“udah deh, gue gak jadi makan disini. Pasti makanannya gak enak dan kotor”. Ucap Bily dengan menghina.
Bily pun pergi dari kedai itu. Dengan Vera yang sangat kesal dengan tingkah Bily pun juga langsung kembali ke dapur.

“kenapa kamu ak kok cemberut gitu”, tanya ayah Vera.
“gak apa apa kok yah, itu cuma ada pelanggan yang nyesekin”, kata Vera dengan agak kesal.
“ya udah jangan dipikirin, kembali kerja sana”, ucap ayah Vera.
Vera pun kembali kerja. Waktu yang sudah malam dan ronde yang sudah habis, Vera lalu membereskan peralatan dan pulang ke rumah.

Hari mulai berganti hari tapi Kedai Ronde Cinta malah semakin banyak pengunjungnya. Kursi kursi yang tertata rapi itu tidak ada satu pun yang kosong. Bau sedap dari wedang ronde pun membuat pembeli semakin enak menikmatinya. Dari depan kedai itu terlihat wanita yang berhijab datang dan menyapa Vera.
“hai… Vera apa kabar?” sapa waita itu dengan wajah gembira.
“helo.. hah Linda, alhamdulillah baik Lin.” Balas Vera dengan senyuman yang indah.
“cie.. sekarang sukses dengan kedainya nihh.. sampai gak inget kalau aku pulang ke Jakarta”, kata lembut yang menggoda Vera dari mulut Linda.
“haha. Enggak juga Lin, kamunya gak ngabarin sih kalau mau pulang”, ucap Vera dengan merendah.
Vera dan Linda pun melanjutkan pembicaraanya karena mereka sudah tidak bertemu dan akhirnya bertemu kembali. Vera dan Linda merupakan teman lama yang sudah terpisah gara gara Linda pindah ke Jogja untuk nerusin kuliahnya. Tapi walaupun udah lama tidak bertemu, mereka masih akrab seperti dulu.

Di sore hari berikutnya Linda pergi ke kedai Vera. Tapi kali ini berbeda, ternyata Linda pergi bersama Bily orang yang dibencinya. Sebenarnya Linda pulang ke Jakarta hanya untuk bertemu kekasihnya, yaitu Bily. Vera pun saat melihat Linda dan Bily kaget, karena dia tidak tahu hal itu.
“lho kok kamu sam cowok songong ini?” tanya Vera dengan penasaran.
“jadi kamu udah kenal dia Ver?, ini dia yang aku ceritain kemarin”, jawab Linda dengan tersenyum.
“jadi cowok sombong ini pacar lo Lin?”, ucap Vera bertanya tanya.
“apaan sih lo tanya terus, berisik amat. Disini gue sama pacar gue mau beli ronde bukan mau wawancara”, ucap Bily dengan kesal.
“udah udah gak usah bedebat, aku pesen dua mangkuk ronde yah” ucap Linda untuk melerai.

Vera masuk ke dalam dan membawakan pesanan Linda. Dengan perasaan yang belum percaya kenapa Linda bisa sama orang songong itu. Vera dan Bily semakin sering pergi ke kedai itu. Saatnya tiba, hari itu Linda terakhir di jakarta. Linda dan Bily pergi ke kedai Vera, dia pengen merasakan hari terakhirnya di Jakarta bersama orang orang kesayangannya.

Pagi yang tepat keberangkatan Linda ke Jogja. Bily dan Vera mengantar di Bandara. Sehabis mengantar Linda, Vera dan Bily pulang berdua. Mereka di dalam mobil hanya diam diaman. Tapi Bily mulai mengawali pembicaraan biar tidak bosan. Sesampai di rumah, terdengar kabar bahwa pesawat yang ditumpangi Linda kecelakaan. Vera dan Bily sangat kaget. Linda ternyata ditemukan sudah meninggal. Disitulah Bily merasakan kehilangan yang sangat besar. Bily beberapa hari tidak keluar kamar, karena dia sedih kehilangan orang yang sangat disayanginya. Vera pun mendapat kabar itu, dia langsung pergi ke rumah Bily dan bertemu Bily.

“udah Bil, Linda udah tenang di sana”, ucap Vera untuk menenangkan hati Bily.
“tapi aku sangat sayang kepadanya Ver”, ucap Bily tak percaya dengan kenyataan
“lo harus semangat, lo gak mungkin gaya gini terus Bil. Kamu jangan selemah ini, aku tahu kamu itu kuat Bil.” Kata semangat dari Vera.
Bily pun mendengar kata kata dari Vera. Ia sudah tidak murung lagi.

Bily selalu mendatangi kedai ronde cinta. Kadang kadang ia juga ikut berjualan di kedai itu. Sekarang Bily sudah tidak musuhan dengan Vera. Bahkan sekarang mereka sering berjalan jalan bareng. Tapi saat itu Bily belum mau membuka hatinya untuk orang lain. Mereka saat ini hanya menjadi teman dekat, mungkin juga bisa dibilang menjadi SAHABAT.

Jangan sesali apa yang sudah pergi. Jangan tangisi apa yang sudah tiada. Tetapi, bangkitlah dan bina kembali apa yang telah hilang dan pergi.

TAMAT
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar